Sabtu, 02 Januari 2010

KISAH-KISAH DI BALIK PEMAKAMAN GUS DUR

1. TANAH BAROKAH
Ribuan bahkan jutaan orang peziarah setiap hari memadati Komplek Maqbarah Pesantren Tebuireng mulai hari pertama sampai hari ketujuh wafatnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid dan para pengurus pondok Tebuireng dibuat bingung karena ada yang janggal pada kuburan Gus Dur karena baru satu hari Gus Dur disemayamkan, tanah tersebut habis seperti tertelan bumi.
Usut-punya usut ternyata banyak dari para peziarah tersebut yang mengambil tanah kuburan yang masih basah tersebut untuk dibawa pulang, menurut mereka “Tanah Barokah” . Akhirnya pengurus pondoklah yang dibuat repot dengan ulah para peziarah tersebut. Karena ulah peziarah ini setiap hari tanah kuburan tersebut gowang (berkurang) dan para pengurus harus menambahi mengambil tanah di tempat lain agar tanah kuburan Gus Dur tersebut tetap seperti semula. Selain itu, para pengurus pondok juga harus bergantian piket menjaga kuburan Gus Dur agar tidak diambil oleh para peziarah “ngalap berkah” tersebut.
Bisa dibayangkan, bagaimana jika setiap orang peziarah yang ribuan bahkan jutaan jiwa tersebut mengambil tanah kuburan Gus Dur segenggam demi segenggam? (F@R)